Laman

Monday 16 September 2013

HILANGNYA ADAT ISTIADAT AJARAN LELUHUR

Kita tahu sebagai manusia yang hidup ditanah Nusantara, begitu banyak sekali mengadakan adat-istiadat yang begitu beragam dan berbeda-beda dalam bentuk penghormatan dengan keyakinan kepercayaannya masing-masing yang pada intinya untuk bukti kita sebagai manusia bersyukur kepada Gusti Yang Maha Kuasa. 

Kita mungkin sebagai ciptaanya menyadari seluruh alam semesta ini tanpa terkecuali hanyalah ciptaannya “ Gusti Yang Maha Kuasa”, dan kita juga harus menyadari bagi orang yang selalu mengagunggkan ciptaanya, Gusti Yang Maha Kuasa  pada hakekatnya memberikan hak kepada mahluknya yang harus di jaga dengan aturan-aturan yang sudah di terapkan dalam kontek untuk keseimbangan kehidupan di alam semesta ini, jangan sampai keluar dari jalur yang mengakibatkan ketidakseimbangan yang ada hanya malapetaka dan bencana yang terus-menerus tiada henti. 



Kita tahu seperti Nabi Hidir penjaga Samudra atau lautan yang membentang di alam ini dan juga Nabi Sulaiman yang punya hak atas semua binatang semua atas aturan yang diberikan oleh Sang Pencipta untuk selalu di jaga keseimbangannya, dan begitu pula semua isi Alam Semesta ini sudah pasti ada yang menjaga atas perintahnya dan diberikan hak untuk memperingati atau bisa juga menghukum apabila ada yang tidak seimbang oleh ulah manusia yang serakah.


Mungkin sebagai contoh kita tahu sekarang ini Bencana dimana-mana entah Sunami, Gunung Meletus, Kebakaran, Pengundulan Hutan, Matahari semakin panas semua ulah manusia yang sudah tidak mengikuti aturan alam dan begitu mendadak dan tiba-tiba seakan-akan tidak ada lagi tanda-tanda gejala alam yang seharusnya terjadi untuk mengingatkan kita manusia untuk menyelamatkan jiwa dan raga.
Semua ini karena manusia sudah tidak peka terhadap kehidupan lain yang pada akhirnya kita terkena malapetaka.


Jadi pada intinya kita sebagai manusia yang luhur tidak perlu berpikir tahayul, mitos dan yang lainnya untuk sekedar mengadakaan adat-istiadat untuk rasa syukur ke Gusti Yang Maha Kuasa dengan adatnya masing-masing entah dilaut entah di darat dalam kepercayaan Jawa yang pada intinya simbol untuk bersyukur kepada Gusti Yang Maha Kuasa.

Mungkin sebagian kepercayaan Jawa tidak Afdol rasanya berdoa dan bersyukur tanpa ada sesajian yang sudah turun temurun dari leluhurnya.
 


ini sekedar sharing salah dan benarnya tergantung kita yang meyakininya.

No comments:

Post a Comment